Minggu, 26 Desember 2010
Senin, 15 November 2010
KMJ TP UH Mengucapakan Selamat Hari Raya Idul Adha 1431 H
Ketika sa’i adalah harapan
putaran thawaf cermin pemujaan.
Ketika wukuf wujud ketundukan
lemparan jumrah adalah perjuangan.
Ketika takbir digemakan
Selamat Idul Adhha kuucapkan.
putaran thawaf cermin pemujaan.
Ketika wukuf wujud ketundukan
lemparan jumrah adalah perjuangan.
Ketika takbir digemakan
Selamat Idul Adhha kuucapkan.
Senin, 08 November 2010
Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Teknologi Pertanian Indonesia & Seminar Nasional
INDONESIA di ambang krisis pangan?. Menyeruaknya kasus gizi buruk bisa jadi pertandanya. Berdasarkan data UNICEF, ada sekitar 1,3 juta jiwa balita yang masuk kategori rawan gizi serta terdapat sedikitnya 19 juta penduduk miskin yang sulit mendapatkan pangan yang cukup bergizi dan seimbang (Bank Dunia malah menyebut angka 49 juta jiwa). Tiga tahun terakhir ini produksi padi Indonesia secara nasional memang amat memuaskan. Departemen Pertanian menurut Badan Pusat Statistik (BPS) berhasil meningkatkan produksi gabah kering panen (GPK) atau padi sebanyak 3,12 juta ton atau meningkat 5,46 persen menurut Angka Ramalan (ARAM) III/2008. Dengan perhitungan ini Indonesia dinilai mengalami swasembada beras pada 2008. Lebih awal dari target semula, yakni di tahun 2009. Dengan produksi Aram III/2008 ini menunjukkan selama dua tahun berturut-turut, produksi padi Indonesia mencatat kenaikan yang luar biasa. Pada 2007 produksi padi mencapai 57,15 juta ton GKG, meningkat dibandingkan pada 2006 yang mencapai 54,45 juta ton. Dibanding negara lain ASEAN dan Asia, produksi padi di Indonesia menunjukkan prestasi yang membanggakan. Namun, bukan berarti harus berdiam diri karena perlu diwaspadai dampak jangka panjang pada 5-10 tahun ke depan, mengingat dengan peningkatan jumlah penduduk yang masih tinggi, produksi padi akan sulit mengejar tingkat konsumsi pangan masyarakat.
Bioteknologi tampaknya mampu menjawab persoalan ini di tengah semakin menyusutnya lahan pertanian untuk memenuhi pangan masyarakat Indonesia (dan dunia) sehingga tercipta ketahanan pangan. Hal ini bisa terjadi karena produk bioteknologi dirancang untuk tahan terhadap hama tanaman maupun cuaca yang buruk. Karena tingkat ketahanannya lebih tinggi dari pada tanaman biasa, maka mereka punya waktu hidup lebih lama. Selain itu produktivitasnya juga lebih tinggi dibanding tanaman biasa Dengan adanya biotek, tanaman pangan bisa dikembangkan di tempat yang sangat kering, rawa, maupun daerah pasang surut. Dan, Indonesia masih memiliki lahan semacam itu yang belum dimanfaatkan. Bioteknologi merupakan bidang ilmu baru di bidang pertanian yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan cara konvensional. Penggunaan bioteknologi bukan untuk menggantikan metode konvensional tetapi bersama-sama menghasilkan keuntungan secara ekonomi.
Dengan memperhatikan masalah yang terjadi pada Negara kita tercinta, Republik Indonesia. Sebagai salah organisasi kemahasiswa tingkat jurusan dibawah jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, maka Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin (Himatepa UH) bermaksud mengadakan Seminar Nasional Bioteknologi dengan Tema “Bioteknologi : Jawaban Untuk Mengatasi Krisis Pangan yang Melanda Rakyat Indonesia” sebagai upaya dalam mengatasi krisis pangan yang dialami oleh rakyat Imdonesia sesuai tujuan dilaksanakannya kegiatan ini.
Berangkat dari kesadaran bahwa mahasiswa merupakan komponen dari faktor pembangunan pertanian di Indonesia, mahasiswa perlu mengambil peran dalam mengatasi krisis pangan yang melanda dunia pada umumnya dan negara Indonesia khususnya. Ini tidak lahir dari “proses alam” melainkan buah dari suatu rekayasa sosial yang terprogram, terstruktur, sistematik, dan berkesinambungan. Oleh karena itu, mahasiswa tekonolgi pertanian yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia mendirikan sebuah organisasi Ikatan Mahasiswa Teknologi Pertanian Indonesia (IMTPI). Visi IMTPI adalah mewujudkan Mahasiswa Teknologi Pertanian Indonesia yang mampu berperan aktif dan membangun agroindustri kerakyatan yang berorientasi pada modernisasi pertanian yang bertumpu pada pembangunan agroindustri yang terintegrasi dan berdimensi global.
Ikatan Mahasiswa Teknologi Pertanian Indonesia (IMTPI), sebagai salah satu ornamen inti kekuatan pemuda berkewajiban mengemban suatu tugas dalam mengapresiasikan nilai-nilai akademis. Dalam pengembangan kemasyarakan IMTPI memiliki visi Mewujudkan Mahasiswa Teknologi Pertanian Indonesia yang mampu berperan aktif dalam membangun agroindustri kerakyatan yang berorientasi pada modernisasi pertanian yang bertumpu pada pembangunan agroindutri yang terintegrasi dan berdimensi global. Memandang pentingnya prioritas tersebut maka dipandang perlu sebuah kondisi yang sehat, demokratis dalam pembangunan sumber daya kader (manusia) sebagai titik tumpu pembangunan bangsa.
Dari fenomena diatas, maka kami dari Ikatan Mahasiswa Teknologi Pertanian Indonesia merasa perlu untuk melakukan akselerasi pencerahan di tingkat kader dalam membangun kesadaran dan daya kritis mahasiswa sebagai proyeksi kedepan melalui Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa Teknologi Pertanian Indonesia dengan harapan akan terbangun Manusia baru (New Human Right) yang tercerahkan (Rausan firkh), siap menghadapi masa depan dengan penuh optimisme.
Adapun susunan pelaksanaan acara ini sebagai berikut
a) Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa Teknologi Pertanian Indonesia (LKMMTPI)
Hari/ Tanggal : Kamis, 2 Desember 2010
Tempat : LEC 1. Antang Makassar
Hari/Tanggal | Waktu | Kegiatan | Keterangan |
Kamis, 2/12/2010 | 08.00-15.00 | Screening Peserta | - |
15.30-17.00 | Opening Ceremony | Tempat Lt 6 | |
§ Pembukaan oleh protokol § Menyanyikan lagu Indonesia Raya § Menyanyikan lagu mars Unhas § Sambutan – sambutan - Ketua Umum Himatepa UH - Sekjen IMTPI - Ketua Jurusan TP Faperta UH - PD 3 Faperta UH § Pembacaan doa § Penutup | OC | ||
17.00-18.00 | Pemberangkatan ke Lokasi kegiatan | OC | |
18.00-20.00 | Ishoma | ||
20.00-21.00 | Kontrak Belajar | SC | |
21.00-00.30 | Materi 1 “Paradigma Sains dan Transformasi Sosial” | Pemateri | |
00.30-01.00 | Review Materi | SC | |
01.00- Selesai | Selamat Malam | ||
Jum’at, 3/12/2010 | 05.00-08.00 | Selamat Pagi | |
08.00-11.30 | Materi 2 “Sistem Pendidikan Tinggi” | Pemateri | |
11.30-12.00 | Review Materi | SC | |
12.00-14.00 | Ishoma | OC | |
14.00-15.00 | Materi 3 ”Krisis Paradigmatik Pergerakan Mahasiswa Sebuah Perubahan Idealisme Mahasiswa” | Pemateri | |
15.00-15.15 | Isho | OC | |
15.15-17.30 | Lanjutan Materi 3 | Pemateri | |
17.30-20.00 | Ishoma | OC | |
20.00-00.00 | Materi 4 “Manajemen dan Kepemimpinan Organisasi Nirlaba” | Pemateri | |
00.00-00.30 | Review Materi | SC | |
00.30-selesai | Selamat Malam | ||
Sabtu, 4/12/2010 | 05.00-08.00 | Selamat Pagi | |
08.00-12.00 | Materi 5 “ Posisi dan Peran Strategis IMTPI” | Pemateri | |
12.00-12.30 | Review Materi | SC | |
12.30-13.30 | Ishoma | OC | |
13.30-15.00 | Materi 6 “Manajemen Konflik (Problem Solving)” | Pemateri | |
15.00-15.15 | Ishoma | OC | |
15.15-17.30 | Lanjutan Materi 6 | ||
17.30-20.00 | Ishoma | OC | |
20.00-00.00 | Materi 7 “Manajemen Perencanaan Strategis” | Pemateri | |
00.00-00.30 | Review | SC | |
00.30-selesai | Selamat Malam | ||
Minggu, 5/12/2010 | 05.00-08.00 | Selamat Pagi | |
08.00-12.00 | Materi 8 “ Negara, Pasar dan Petani” | Pemateri | |
12.00-12.30 | Studi Kasus | SC | |
12.30-13.30 | Ishoma | ||
13.30-15.30 | Rapat Koordinasi Nasional IMTPI | Sekjen | |
15.30-17.30 | Closing Ceremony | OC | |
§ Menyanyikan lagu Indonesia Raya § Menyanyikan lagu mars Unhas § Sambutan – sambutan - Ketua Umum Himatepa UH - Sekjen IMTPI § Pembacaan doa § Penutup | OC |
* Susunan Acara sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan
b) Seminar Nasional Bioteknologi
Hari/ Tanggal : Rabu, 1 Desember 2010
Tempat : Gedung PKP Universitas Hasanuddin
Waktu | Kegiatan | |
07.30-08.30 | Registrasi | |
08.30-09.30 | Pembukaan | |
- Pembukaan oleh MC - Tarian Paduppa’ oleh Himatepa Crew - Laporan Ketua Panitia - Sambutan-Sambutan : a. Ketua Umum Himatepa UH b. Sekretaris Jendral IMTPI 2010-2012 c. PD III Faperta Universitas Hasanuddin’ d. PR III Universitas Hasanuddin | ||
09.30-10.30 | Materi 1 | |
Perkembangan Bioteknologi dan Status Dukungan Kelembagaan dan Regulasi di Indonesia | ||
10.30.11.30 | Materi 2 | |
Sumberdaya Alam yang Dapat Diekplorasi Melalui Bioteknologi | ||
11.30-12.30 | Materi 3 | |
Posisi Bioteknologi dalam Menjawab Krisis Pangan di Indonesia | ||
12.30-13.00 | Tanya Jawab/Diskusi | |
13.00- | Penutup | |
- Penyerahan Cinderamata kepada pemateri - Doa - Istahat dan Penutup |
Rabu, 29 September 2010
Selamat Ulang Tahun ke-28 HIMATEPA-ku "Biarkan Hari Ini Mendekap Masa Lalu dengan Kenangan dan Masa Depan dengan Harapan"
KMJTP-UH yang telah hadir sejak 31 Desember 1994 sebagai hasil penyempurnaan dari Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin yang didirikan pada tanggal 1 Oktober 1982 di Ujung Pandang, dengan asas keilmuan yang berke-Tuhan-an dan tujuannya mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Organisasi ini hadir sebagai salah satu wadah untuk menyatukan gerak dan pengembangan segenap potensi kader demi tercapainya tujuan organisasi serta menjalin rasa persaudaraan dan kekeluargaan di kalangan mahasiswa teknologi pertanian universitas hasanuddin
Kini usiamu kembali bertambah akan tetapi semangat kadermu sudah mulai pudar. Semoga diusiamu yang ke-28 ini dapat memnberikan pencerahan menuju semangat HIMATEPA yang terus berkobar dan kekal abadi. Selamt Ulang Tahun HIMATEPA-ku. Jaya Teknologi...
Selasa, 28 September 2010
TEKNOLOGI PERTANIAN HIJAU DAN PANGAN HIJAU
Sinar Tani Edisi 11-17 September 2010. Oleh: Sumarno – Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor
Sejalan dengan gerakan “Go green livingstyle” atau budaya sadar lingkungan, yang termanifestasi pada “Green Technology, green industry, green building, green tourism, dan bahkan green economy”, bidang pertanian yang bernuansa hijau sekalipun, perlu mengadopsi Teknologi Hijau atau Teknologi Pertanian Hijau (Green Agriculture), bukan hanya Teknologi Revolusi Hijau.
Teknologi Revolusi Hijau pada budidaya padi sawah yang diterapkan sejak akhir tahun 1960-an dan telah berhasil menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman bahaya kelaparan, ternyata masih sering dihujat dan dikritik keras sebagai perusak lingkungan. Secara spesifik, kelemahan yang sering dikemukakan oleh para penentang Teknologi Revolusi Hijau, antara lain adalah: (1) terjadinya pencemaran lingkungan dan bodi air oleh residu pupuk dan pestisida oleh penggunanya yang kurang tepat; (2) cemaran, paparan dan kontaminasi pestisida pada pelaku/pekerja usahatani di lapangan, ternak dan hasil panen yang berakibat terhadap gangguan kesehatan atau keracunan;(3) pemusnahan komponen biotalingkungan terdiri dari serangga bermanfaat, hewan-hewan predator hama dan mikroba bermanfaat pada lapisan atas tanah; (4) penyempitan keanekaragaman hayati serta pemiskinan kekayaan plasma nutfah padi sawah; (5) penambahan atau pengurasan hara tanah, sehingga tanah menjadi kahat hara makro dan mikro, serta ketersediaan hara tidak seimbang.
Di samping hal-hal negative tersebut, Teknologi Revolusi Hijau juga dianggap “memarginalkan petani gurem” dan sebaliknya hanya memakmurkan petani berlahan luas. Hal terkhir ini sebenarnya tidak tepat dikambinghitamkan kepada Teknologi Revolusi Hijau, karena dengan teknologi apapun, petani atau pengusaha yang kaya akan lebih cepat bertambah kaya dan sebalinya petani gurem akan tetap miskin. Masih tentang keburukan Teknologi Revolusi Hijau, disebutkan juga petani semakin bergantung pada pupuk organic buatan pabrik, petani tergantung pada benih dari perusahan sehingga tidak ada kemandirian petani, dan petani menjadi sangat tergantung pada modal tunai, karena segala macam sarana produksi harus dibeli. Mengikuti uraian tersebut, orang menilai bahwa Teknologi Revolusi Hijau sangat berbahaya atau merugikan petani. Apalagi masih ditambah bahwa Teknologi Revolusi Hijau merusak lingkungan dan mengakibatkan system produksi tidak berkelanjutan. Sebagian masyarakat lantas beralih ke Teknologi saran organic yang dianggap aman dan dapat mengatasi dampak negative Teknologi Revolusi Hijau tersebut.
Sebenarnya teknologi sarana organic yang secara salah kaprah disebut “Pertanian Organik” sudah diterapkan sejak zaman Kerajaan Mataram tahun 1630-an hingga zaman awal kemerdekaan tahung 1960-an. Pada zaman itu belum ada pabrik pupuk anorganik dan pestisida. Tanah sawah masih subur dan luas, belum ada yang dikonversi menjadi perumahan, kantorm jalan raya atau pusat perbelanjaan. Tetapi kita tahu, walaupun tanah masih subur dan luas, jumlah penduduk masih sedikit (tahun 1955 penduduk Indonesia baru sekitar 75 juta jiwa), tetapi bangsa Indonesia terus menerus mengalami kekurangan pangan, harga beras mahal dan ketersediaan beras terbatas. Setelah Teknologi Revolusi Hijau dipraktekkan atau diadopsi oleh petani, barulah ketersediaan beras menjadi melimpah, harga beras lebih murah dan bahaya kelaparan sangat jarang, padahal penduduk Indonesia jumlahnya telah berlipat tiga kali lebih menjadi 235 Juta jiwa dan luasan sawah menyusut. Jadi bagi bangsa Indonesia yang besar ini, tidak tersedia pilihan lain, kalau ingin tercukupi produksi bahan pangan (beras), harus tetap mengadopsi Teknologi Revolsi Hijau.
Teknologi Revolusi Hijau tidak perlu kita hujat, tetapi perlu kita sempurnakan. Untuk mengatasi permasalahan yang disebutkan di atas, Teknologi Revolsui Hijau perlu disempurnakan penerapannya, yang sejalan dengan kaedah”Teknologi Pertanian Hijau”, atau “Green Agriculture”.
Green Agriculuture berbeda dengan “Revolusi Hijau”
Komponen Teknologi Revolusi Hijau padi yang utama adalah penanaman varietas unggul, pupuk anorganik dosis tinggi, penggunaan pestisida dan ketersediaan pengairan melimpah. Intesitas penanaman padi juga ditingkatkan menjadi dua kali setahun, bahkan tiga atau empat kali setahun. Dampak negative lain dari praktek teknologi revolusi hijau intensif tersebut, adalah jerami tidak sempat dibusukkan, petani tidak sempat menambahkan bahan organic dan rotasi tanaman ditinggalkan.
Koreksi terhadap Teknologi Revolusi Hijau tersebut adalah dengan menerapkan teknologi pertanian hijau atau green agriculture.Teknologi Pertanian Hijau pada dasarnya adalah teknologi pertanian maju ramah lingkungan, aman terhadap pekerja lapang, hasil panen aman konsumsi, system produksi berkelanjutan dan usahatani menguntungkan.
Kementerian Peranian Republik China yan pada tahun 1990 menggagas dan memperkenalkan Konsep Green Agriculture atau Teknologi Peranian Hijau. Pada tahun 1992 di China dibentuk Pusat Pengembangan Green menyusun ketentuan Green Agriculture atau Protokol Green Agriculture.
Teknologi Pertanian Hijau di China begitu cepat berkembang dan diadopsi oleh petani. Hanya dalam waktu 15 tahun, pada tahun 2008 produk Green Food mencapai total 90 juta ton dari hasil panen Green Agriculture seluas 75 juta Mu. Ekspor Green Food China mencapai nilai $US2,3 miliar pada tahun 2008, dilakukan oleh 826 perusahaan pangan dan olahan.
Bagaimana Menerapkan Green Agriculture?
Di China ketentuan aturan tentang Green Agriculutredan Green Food, disusun oleh ahli produksi pertanian dengan konsultasi secara intensif dengan ahli lingkungan. Pada tahun 1992, Kementerian Pertanian China telah mensyahkan Peraturan Ketentuan tentang Protokol Green Agriculture-Green Food yang disebut dengan Protocol Green Agriculuture (PGA). PGA disesuaikan dengan masing-masing kelompok komoditas sehingga menjadi operasional di lapangan, tetapi substansi dan tujuan sama.
PGA disosialisasikan kepada kelompok tani, petani dilatih dan dibimbing, setelah menerapkan PGA, mulai tahun kedua, dilakukan akreditasi dan supervise terhadap lading pertanian yang mengadopsi ketentua PGA. Ladang pengadopsi PGA yang dinyatakan lulus, diberikan Sertifikat Green Food.
Terhadap produk olahan yang menggunakan logo Green Food, juga dilakukan supervisi, inspeksi dan analisa/testing. Proses olahan pada industry pengolahan juga mengacu kepada ketentuan olahan produk Green Food. Apabila obyek pemeriksaan lulus, produk diberi label dan logo Green Food (GF). Produk olahan Green Food harus berasal dari Green Agriculture.
Dari survey yang dilakukan di kota besar China, diketahui bahwa 83% penduduk kota sudah paham tentang Green Food; dari konsumen yang akan berbelanja 71% mengenal logo Green Food. Dalam perjalanan programnya selam 16 tahun sejak tahun 1993, Green Agriculture di China dinilai sangat berhasil meningkatkan mutu produk pertanian dan pendapatan.
Langganan:
Postingan (Atom)